Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada yang berganti nama menjadi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) berdasarkan keputusan Majelis wali amanat (MWA) pada bulan Oktober 2017 merupakan fakultas tertua di UGM. FK-KMK UGM tentunya tidak terlepas dari prinsip kerakyatan dan komunitas yang mengokohkan UGM sebagai universitas perjuangan. FK-KMK konsisten dengan nilai-nilai universitas yaitu berasal dari rakyat dan untuk rakyat, dengan perwujudan pembelajaran berbasis komunitas yaitu Comprehensive Community Health Care-Education Program (CCHC-EP) sekitar tahun 1990. Disamping itu, pengalaman pembelajaran berbasis komunitas di FK-KMK juga tercermin dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat (K3M).
Dalam pelaksanaannya sering kali KKN yang merupakan program wajib dari universitas sulit diintegrasikan dengan jadwal kepaniteraan coass di prodi Pendidikan Dokter, oleh sebab itu Fakultas Kedokteran mengembangkan program Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat (K3M). Program K3M berlangsung dari tahun 2003 sampai tahun 2013 sebagai pembelajaran dan kegiatan terpadu antara mahasiwa program Pendidikan Dokter, Ilmu Keperawatan, dan Gizi Kesehatan. Kegiatan ini merupakan dasar kerjasama interprofesional tenaga kesehatan serta diakui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada sebagai Kuliah Kerja Nyata-Mandiri untuk Fakultas Kedokteran. Dalam kegiatan ini, Fakultas Kedokteran juga bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah maupun Corporate Social Response (CSR) dari Perusahaan Total Indonesia wilayah Kalimantan Timur. Setelah lima tahun berjalan, program K3M dievaluasi bersama oleh LPPM dan Fakultas Kedokteran yang kemudian diputuskan bahwa Kuliah Kerja Nyata untuk mahasiswa Fakultas Kedokteran bergabung lagi dengan fakultas-fakultas lain di bawah koordinasi LPPM. Keputusan tersebut diambil dengan harapan KKN Tematik dapat lebih komprehensif dengan melibatkan komponen mahasiswa fakultas lain serta pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dapat terpenuhi.
Dengan meleburnya program K3M ke dalam program KKN, maka komptensi calon tenaga kesehatan dalam menjangkau masyarakat menjadi sulit dievaluasi. Keadaan ini juga menjadi lebih kompleks sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2007, yang mana Fakultas Kedokteran UGM tidak lagi melaksanakan kuliah CCHC di S1 Pendidikan Dokter. Seluruh kuliah CCHC dianggap telah terpadu dengan kegiatan sistem blok. Namun berdasarkan hasil evaluasi, sistem KBK FK UGM dipandang sangat perlu untuk mengimplementasikan pendekatan pembelajaran secara longitudinal dalam berbagai aspek meliputi aspek kognitif, ketrampilan, etik dan professional behaviour, komunitas, medikolegal, dan riset yang selama ini kurang tergambar dalam sistem blok yang tersedia. Selain itu, evaluasi pada tahun 2012 dari Dinas Kesehatan DIY, Kota, dan Kabupaten mengisyaratkan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran harus diperkenalkan kembali dengan materi-materi CCHC sehingga kompeten dalam mengenal dan menerapkan upaya kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat secara komprehensif beserta institusinya.
Dengan bekal buku panduan KBK dan pendekatan kedokteran keluarga, maka dikembangkan gagasan untuk mengenalkan kembali CCHC dengan modifikasi menjadi CFHC atau Community and Family Health Care. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengenal kasus secara holistic dan melakukan upaya kesehatan komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat. Saat itu, kebutuhan akan interprofesssional education pada tenaga kehatan juga mengemuka, sehingga wakil dekan I pada waktu itu ialah Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., PhD mengharapkan CFHC dapat menjadi pendidikan interprofesssional bagi di Fakultas Kedokteran. Desain kurikulum kemudian disusun dengan kebijakan bahwa pembelajaran longitudinal diberikan tujuh SKS mulai dari semester satu sampai dengan semester tujuh. Aspek kognitif, keterampilan, etik dan professional behaviour, komunitas, medikolegal, riset dan interprofessional education (IPE) diharapkan dapat terwadahi melalui program CFHC. Pada akhirnya, program tersebut memakai nama Community and Family Health Care with Interprofessional Education (CFHC-IPE).
Program CFHC-IPE diinisiasi pada tahun 2013 dengan melibatkan program pendidikan Kedokteran, Keperawatan, dan Gizi Kesehatan. Berbeda dari CCHC yang memiliki mitra belajar yaitu institusi penyelenggara kesehatan masyarakat seperti posyandu dan puskesmas, CFHC-IPE memiliki keluarga mitra yang dibina kesehatannya bersama tim puskesmas, RT, RW, dan dukuh. Dalam program ini, ada pula Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) berasal dari perwakilan puskesmas dan Dosen Pembimbing Fakultas (DPF) berasal dari staf dosen dari tiga program pendidikan terkait.
Tantangan terbesar diawal berdirinya program CFHC-IPE adalah mensinergikan kurikulum ketiga program studi di lingkungan FK UGM. Hal tersebut disebabkan masing-masing program studi telah memiliki kurikulum dan standar kompetensi lulusannya masing-masing, sebagai contoh program studi Pendidikan Dokter dan Ilmu Keperawatan telah menerapkan sistem blok namun program pendidikan Gizi Kesehatan masih menggunakan sistem SKS. Akan tetapi, melalui evaluasi dan perbaikan baik dari sisi manajemen dan akademis, program CFHC-IPE dapat terselenggara seperti saat ini dan terus mengupayakan perbaikan dan inovasi setiap tahunnya.